Total Tayangan Halaman

Sabtu, 20 April 2013

Fenomena Kartun Anak

Pagi ini gw memulai hari dengan rutinitas gw seperti biasa (klo gw bangun pagi). Dengan semangkok penuh ketupat sayur yang gw beli sama bapak langganan mama papa sepulang nganter mama ke pasar tadi, gw siap di depan TV buat nonton kartun favorit gw "SpongeBob SquarePants". Meskipun mata gw masih sangat berat karena baru tidur 3 jam, gw menikmati siaran kartun yang baru kali ini gw tersadar akan beberapa kejanggalan.

Gw berpikir kartun ini sebenarnya penuh dengan pembodohan untuk anak-anak. Bagi gw emang kartun ini hanya sebuah hiburan pengisi waktu luang, bahkan kadang kartun ini hanya sekedar biar papa ga ngomel klo gw bangun siang jd yah gw menjejali mata gw dengan siaran ini. Kenapa gw bilang pembodohan, karena gw sama sekali tidak menemukan nilai yang mencerdaskan buat anak-anak.

Pertama, mana mungkin sebuah Spons yang tidak bernyawa bisa hidup dibawah laut dengan makhluk-makhluk laut lainnya, dengan bintang laut, gurita, kepiting, dll. Gw ga menemukan makhluk tidak bernyawa yang lain selain Spons yang menjadi tokoh utama di kartun ini yang hidup juga. Kedua, gw berpikir enak juga klo kita berburu ubur-ubur dan bisa menikmati langsung selai ubur-ubur bahkan bisa menambah cita rasa sebuah burger (craby patty) hmmmmm.....

Selain itu, ada beberapa hal yang cenderung mengarah ke kekerasan. Yang kurang bagus jika di contoh oleh anak-anak kita yang polos yang bisa melakukan apa saja dari apa yang mereka lihat. Gw jadi berpikir pantas saja di berita-berita siang yang menampilkan tingkat kekerasan dll itu sekarang banyak berita tentang anak-anak yang ini dan itu (ga perlu gw sebutkan), mungkin film-film tidak berkualitas seperti ini yang secara tidak sadar mempengaruhi mental dan perilaku anak-anak.

Gw bukannya sotoy karena memberi komentar sebuah film anak-anak, gw cuma miris kenapa anak-anak yang merupakan sebuah aset keluarga, agama, dan negara tidak disuguhkan dengan tayangan-tayangan yang lebih berkualitas seperti tayangan yang memberi nilai-nilai kesopanan, tata krama, tenggang rasa, ilmu pengetahuan dll. Sehingga anak-anak bisa lebih cerdas dan siap memasuki kehidupan yang sebenarnya. Klise memang pendapat gw ini dan gw bukan seorang aktivis yang membela hak-hak anak. Gw cuma peduli dengan anak-anak karena gw mencintai anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar